Mengapa Kami Berbakti Pada Hari Sabat? - GMAHK Tangerang Kota

728x90 AdSpace

Mengapa Kami Berbakti Pada Hari Sabat?

Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”

Setelah enam hari membentuk bumi ini dengan sangat teliti, Allah berhenti pada hari ketujuh. Ia mengambil waktu untuk istirahat dari pekerjaan-Nya. Mengapa? Apakah Dia lelah? Tidak! Pada hari Sabat, yang pertama kali itu, Allah berhenti karena Ia memiliki yang diperoleh—Ia telah melakukan segala sesuatu yang diperlukan unutk menjamin kebahagiaan Adam dan Hawa. Tidak ada sesuatu pun yang mereka butuhkan yang tidak dilakukan. Ia beristirahat dan bergaul akarab dengan makhluk yang ia sudah ciptakan.

Dengan cara beristirahat pada hari ketujuh atau Hari Sabat, Allah memberikan teladan bagi Adam dan Hawa. Sudah menjadi niat-Nya agar mereka pun berhenti dari pekerjaan memelihara dan mengusahakan taman itu. (Kata “sabat” berarti berhenti atau beristirahat.) Itulah sebabnya Ia merencanakan satu hari yang istimewa bagi mereka—hari di mana mereka berhenti dari pekerjaan rutin, lalu beristirahat dan beribadah kepada Allah. Hari Sabat adalah jawaban Allah bagi Adam dan Hawa.

Demikian juga Hari Sabat adalah jawaban Allah terhadap ketegangan pikiran yang dialami umat manusia di abad ke duapuluh ini. Hal ini menjadi obat atas pekerjaan yang tidak ada henti-hentinya yang sudah mendorong semangat manusia modern. Hal itu juga mengajak kita untuk berhenti mencari uang lebih banyak, membeli pakaian yang lebih indah, dan tinggal di rumah yang lebih megah, serta mengendarai mobil yang lebih mewah dan serba otomatis. Ini adalah undangan Pencipta kita yang hidup, supaya kita beristirahat dari pikiran yang menegangkan dan tubuh kita yang lelah dengan cara bersekutu dengan Dia – agar menjadi satu dengan sang Pencipta kita.

Pada zaman modern yang dikuasai oleh teori evolusi ini, Hari Sabat mengajak kita untuk beribadah kepada Allah yang adalah Pencipta kita. Hari Sabat menjadi satu tanda peringatan yang terus menerus terhadap Allah yang penuh kasih yang secara tetap berencana demi kebahagiaan kita. Sabat itu mengumandangkan satu lagu yang menjadi perhatian Allah secara pribadi: “Engkau tidak berevolusi! Engkau lebih daripada sekadar tulang-tulang yang ditutupi dengan kulit. Engkau lebih dari pada sekadar molekul yang dibesarkan yang berisi protein. Asal mulamu bukanlah dari lubang yang gelap dan lender-lendir di zaman purbakala. Engkau bukanlah sekadar sekumpulan unsur- unsur kimia yang dipadukan secara kebetulan. Akulah yang menciptakan engkau! Engkau diciptakan menurut gambar-Ku.”

Oleh karena Hari Sabat adalah hari yang dikuduskan oleh Allah sebagai satu hari yang istimewa, maka mereka yang membuat hari itu kudus akan menerima berkat yang istimewa pula. Itulah satu hari yang dirancang untuk kesegaran pikiran dan jasmani. Dalam perintah Allah yang berbunyai : “Ingatlah kamu akan hari Sabat supaya kamu sucikan dia,” sangat menarik untuk diperhatikan bahwa kata “suci” berasal dari akar kata yang sama dengan kata “seutuhnya” dan “sehat”. Hari Sabat Allah dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai berikut, “Ingatlah kamu akan Hari Sabat supaya kamu tetap sehat.” Hari Sabat itu berkata : “Berhenti! Hidup ini bukannya melakukan pekerjaan terus menerus tanpa akhir! Inilah saatnya untuk beristirahat – agar menjadi sehat seutuhnya.”

Pertanyaan 1 :
Apakah Alkitab Perjanjian Baru mengajarkan bahwa murid-murid Yesus berbakti pada hari Pertama?



Pertanyaan 2 : 
Karena rasul Paulus dengan jelas mengatakan bahwa orang Kristen bukan “di bawah hukum” tetapi di bawah anugerah (Rm 6:14) apakah Sabat masih perlu dipelihara? Tapi apakah yang dimaksudkan rasul Paulus?




Pertanyaan 3 :
Apakah rasul Paulus menyatakan bahwa hukum Sepuluh sudah dipalangkan di kayu salib?



Mengapa Kami Berbakti Pada Hari Sabat? Reviewed by GMAHK Tangerang Kota on Rabu, Februari 13, 2019 Rating: 5 “ Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya i...