Pada awalnya, tahun 1992 Jemaat Tangerang Kota hanya terdiri dari beberapa orang saja. Saat itu kami merupakan cabang dari Jemaat Cengkareng. Kemudian di tahun 1993 beberapa anggota Jemaat memprakarsai mencari gedung baru untuk digunakan sebagai tempat berbakti. Melalui usaha yang telah di telusuri oleh bapak Situmeang (Alm) dan juga sdr. Hans Lumi serta Gembala yang Jemaat pertama yaitu Pdt. R.W Hutapea, anggota Jemaat cabang ini pun akhirnya menemukan sebuah gedung kecil yang terletak di belakang gereja Pantekosta di daerah Tanah Tinggi Tangerang. Gedung ini kemudian disewa sebagai tempat berbakti bagi Jemaat. Anggota Jemaat pada waktu itu adalah pindahan dari Jemaat Cengkareng dan Jemaat Padjajaran (sekarang Jemaat Palem Semi).
Kemudian di tahun 1996 Pendeta Jemaat berganti kepada Pdt. T.H. Silaen. Selama empat tahun Jemaat Tangerang Kota melakukan usaha – usaha pengumpulan dana untuk membeli sebuah bangunan gereja. Pada tahun 2000 bulan November akhirnya Jemaat dapat membeli sebuah rumah di daerah Tanah Tinggi dekat dengan gereja Pantekosta. Rumah tersebut direnovasi sedemikian rupa agar dapat digunakan untuk tempat berbakti. Namun setelah selesai renovasi, ketika Jemaat akan menempatinya, tiba-tiba warga setempat tidak mengijinkan adanya perbaktian, dan mengancam akan membakar bila meneruskan rencana perbaktian di tempat itu. Akhirnya Jemaat terpaksa kembali dan tetap beribadah di belakang gedung Pantekosta yang lama. Pada saat itu Gembala Jemaat sudah berganti dari Pdt. T.H. Silaen ke Pdt. A. Tarigan.
Pada tahun 2003 Jemaat memutuskan untuk menjual rumah tersebut dan mengumpulkan kembali dana melalui bantuan – bantuan para donatur dan juga bantuan Konfrens. Melalui dana yang terkumpul, Jemaat kembali berhasil membeli sebuah gedung baru di daerah Pasar Baru Tangerang. Saat itu Jemaat merasakan bahwa itu adalah jawaban Tuhan atas doa – doa yang sudah disampaikan kepada Tuhan. Lalu Jemaat melakukan renovasi gedung, sehingga gedung itu pun siap untuk digunakan sebagai tempat berbakti. Tetapi sama halnya kejadian seperti waktu di Tanah Tinggi, di saat sudah selesai renovasi, sesaat sebelum memasuki gedung baru itu, warga setempat kembali melakukan aksi demo terhadap Jemaat Tangerang Kota dan melarang adanya tempat perbaktian di lingkungan tempat tinggal mereka. Sehingga dengan sedih Jemaat terpaksa harus meninggalkan gedung yang baru itu, dan kembali berbakti di belakang gedung Gereja Pantekosta.ke Pdt. A. Tarigan.
Sesudah dua kali mengalami kerugian atas kejadian ini, semua anggota Jemaat tetap pantang menyerah dan kembali bertekad untuk mencari gedung gereja yang baru. Jemaat terus menabung serta mencari dana untuk pembangunan gereja. Gembala Jemaat ketika itu adalah Pdt. T.H Sinaga. Pada bulan Agustus 2007, dalam usaha pencarian gedung, kepada Jemaat banyak ditawarkan gedung-gedung yang biasa dipakai dengan harga yang murah, tetapi sayangnya gedung-gedung tersebut tidak mempunyai izin untuk beribadah. Sampai suatu ketika anggota Jemaat mendapat kesempatan yang luar biasa dan meyakini bahwa ini adalah jalan Tuhan, Jemaat pun menemukan tempat yang cocok untuk beribadah dan juga sesuai dengan keuangan Jemaat yaitu gedung yang berada di ruko Modernland kota Tangerang.
Pada tahun 2008 tepatnya tanggal 23 Februari 2008, diresmikanlah gedung perbaktian Jemaat Tangerang Kota yang terletak di ruko Modernland blok R nomor 18 oleh Ketua Konfrens yang saat itu dijabat oleh Pdt. Sitompul. Acara peresmian ini dihadiri dan disaksikan oleh Gembala Jemaat Pdt. Eko Surono, Ketua Jemaat, Ketua Pembangunan, Anggota Majelis dan seluruh anggota Jemaat Tangerang kota. Peresmian ini secara simbolik dilakukan dengan pembacaan sejarah gereja oleh Ketua Pembangunan bapak H. Hondo serta pengguntingan pita sebagai tanda pembukaan gedung oleh Ketua Konfrens.